Cari Blog Ini
Radio Online
Halaman
Pengunjung

Sabtu, 07 Januari 2012
Jelang Malam Lailatul Qadar: Mengapa Doa Kita Tak Terkabul?
Oleh: Ahmad Nurarifin
Ramadhan bulan penuh berkah, ampunan, dan tentunya bulan yang makbul untuk kita memohon kepada Allah. Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan sungguh spesial, karena merupakan salah satu hari dimana terdapat malam lailatul qadhar; malam yang penuh berkah, malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS Al Qadar [97] : 3-5).
Sudah sepatutnya sebagai seorang muslim berusaha mempersiapkan diri berbenah supaya termasuk dari golongan yang bisa mendapatkan berkah malam lailatul qadhar.
Teradapat banyak pendapat mengenai kapan terjadinya malam tersebut diantaranya, pertama “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari).
Kedua, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa Allah akan menilai bukan hanya secara instan, namun dari kontinuitas kita beribadah, tidak serta merta kita hanya memfokuskan penuh beribadah pada hari-hari ganjilnya saja.
Sambil beriktikaf dan memburu Lailatul qadhar, segunung doa dipanjatkan. Akankah instan pula dikabulkan? Belum tentu.
Mengutip Ibrahim bin Adham seorang sufi yang hidup pada abad ke-8 Masehi, pernah berpidato di hadapan jamaah di Basrah, yang rata-rata mereka hampir putus asa dalam doa, lantaran sudah lama berdoa tetapi tidak terkabul.
Kata Ibrahim Adham, “Doamu tidak dikabulkan Allah lantaran sepuluh perkara:
1. Kamu mengenal Allah, tetapi kamu tidak mendatangkan kewajiban kepada-Nya.
2. Engkau membaca Al-Qur’an, tetapi engkau tidak mengamalkan kandungannya.
3. Engkau mengatakan menjadi musuh syetan, tetapi engkau mengikuti dan bersesuaian dengan syetan.
4. Engkau mengatakan menjadi Umat Nabi Muhammad SAW, tetapi engkau tidak mengikuti jejaknya.
5. Engkau berkeinginan masuk surga, tetapi tidak mau beramal yang dapat menghantarkannya ke surga.
6. Engkau menginginkan selamat dari api neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke dalamnya.
7. Engkau mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal untuk mati.
8. Engkau sibuk meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau tidak mau memperhatikan cela dirimu sendiri.
9. Engkau makan nikmat dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya.
10. Engkau ikut mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil i’tibar (pelajaran) dari peristiwa itu.
Maka setiap orang yang berdoa dan menginginkan doanya segera terkabul hendaknya bercermin kepada Rasulullah SAW. Bagaimana beliau berdoa. Sesudah itu harus pula mengetahui dan memenuhi etika dan estetika berdoa.
Sesudah itu, perhatikan benar-benar uraian di atas. Saudara akan dapat menjawab di mana letak kesalahan doanya sehingga tidak atau belum terkabul. Pada akhirnya nanti pasti akan sadar bahwa tidak segera terkabulnya doa itu faktornya berada pada diri orang yang berdoa, bukan berada pada Allah.
Penulis adalah sahabat Republika Online yang kini sedang bekerja di Makkah, Arab Saudi.
sumber http://www.republika.co.id/
Diposting oleh Kanjeng Niniek di 13.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Kanjeng Niniek
- Pasuruan, East Java, Indonesia
- A dreamer | 17 y.o | Just simple girl who always try get the happiness in this life. Follow Me On Tweet :@kanjengniniek FB :facebook.com/kanjengniniek
Entri Populer
-
Apa kabar Pendidikan Karakter hari-hari ini..??? Kabar hari-hari ini adalah gambaran karut-marut tentang kecemasan wajah bangsa. Nilai–...
-
The true Art in Giving is to give from the heart without any expectation of a return. True giving comes from the same place inside you...
-
Oleh: Ahmad Nurarifin Ramadhan bulan penuh berkah, ampunan, dan tentunya bulan yang makbul untuk kita memohon kepada Allah. Memasuki 10...
-
Ramadhan disebut bulan penyucian diri, karena di bulan ini Allah mencurahkan rahmat dan maghfirah-Nya kepada setiap hamba yang menunaikan i...
-
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sistem ujian nasional telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Perkembangan u...
0 komentar:
Posting Komentar